Sabtu, 11 Oktober 2014

Unsur Persaingan Bisnis Media Massa



Virtual Digital, merupakan salah satu strategi perusahaan untuk membuat kemudahan bagi para konsumen/pembaca/masyarakat untuk bisa menikmati berita dan artikel. 

Dominasi kepentingan bisnis dalam media ini tak lepas dari kecenderungan kapitalisasi yang kuat di media. Kapitalisasi yang berakar dari materialisme itu menggambarkan bagaimana para jutawan semakin ambisius menggenggam dunia di saku bisnisnya: menuju monopoli kekuatan ekonomi. Bagaimana bentuk kapitalisasi media?
Banyak media dijalankan dengan hanya berprinsip: yang penting untung! Laba menjadi kata kunci. Bagi media seperti ini, misi utamanya adalah berbisnis. Sehingga tugas media lainnya seperti pendidikan dan kontrol sosial tersisihkan.

Saat ini media memang menjadi lahan bisnis yang menggiurkan. Banyak orang kaya tertarik menanamkan modal dalam bisnis media. Apalagi, seperti di Indonesia sekarang ini, dengan sangat mudah seseorang bisa membuat koran atau majalah. Globalisasi dan modernisme juga memberi jalur cepat bagi pemilik modal dari luar negeri untuk masuk ke bisnis media sebuah negara. Suntikan dana dari raja media dunia, Rupert Murdoch, ke stasiun ANTV salah satu contohnya.
Akibat yang tidak disukai dari begitu kuatnya pengaruh bisnis dalam pengelolaan media adalah biasnya media dalam menjalankan fungsinya. Bias yang dimaksud dalam bentuk tidak fokusnya media pada peran kontrol sosialnya. Bias-bias seperti itu sangat mungkin terjadi, apalagi bagi media yang dimiliki orang yang berlatarbelakang bukan dari lingkungan media serta dekat dengan kekuatan politik dan pemerintah berkuasa. Kedekatan tersebut terbukti sangat memengaruhi kebijakan redaksional media. Jika politikus atau penguasa merasa diberitakan negatif maka mereka akan bermain di level pemilik media untuk mengintervensi redaksi.

 Di Indonesia, media online menjadi trend belakangan ini. Sebagai contohnya, media online detik.com di Indonesia yang telah sukses menyajikan beragam berita, selain itu kantor berita Nasional Antara juga menggunakan teknologi internet. Dengan lahirnya media online maka media cetak pun tidak mau kalah, dengan dua penyajian media cetak dan media online seperti kompas.com, temporaktif.com, republika.com, pikiran-rakyat.com, dan masih banyak lagi. Itu adalah langkah baru berkembangnya teknologi yang telah melahirkan jurnalisme online.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar